Ok, fokus. Kalo kamu belum pernah denger kisah Hong Gil Dong, anggap aja Robin Hood yang berusaha menghapus perbudakan atau sistem kasta karena rentetan ketidakadilan yang dia rasakan sepanjang hidup. Gil Dong dikisahkan adalah putra seorang budak yang memiliki kekuatan luar biasa. Tokoh Gil Dong pas kecil sumpah lucu banget, bahkan pas mewek imut sekali. Dikisahkan kalo bapaknya Gil Dong, Ah Mo Gae, semakin berniat mengubah nasib setelah tahu anaknya punya super power. Kalo anak super power itu berkembang di kalangan budak, akan langsung disingkirkan karena dianggap sebagai ancaman. Ah Mo Gae mulai mengembangkan koneksi dan berteman dengan berandal. Hmm.. Bisa dibilang sih mafia kecil. Lalu pake strategi untuk keluar dari cengkraman bangsawannya. Huoh, di sini gw jadi paham kenapa Karl Marx begitu vokal akan perjuangan kaum proletar karena emang perlakuan hierarki kasta atas yang jumlahnya sedikit itu keterlaluan ke kasta bawah yang jumlahnya banyak. Betul kata Marx, kenapa nggak berontak? Sama-sama manusia, dengan jumlah yang lebih banyak, berjuanglah untuk hidup layaknya manusia. Di sini menarik karena drama ini mengupas aspek sejarah dengan jelas dan gamblang. Ketidakadilan antara bangsawan versus budak sangat eksplisit. Kemauan untuk memberontak dari sistem menghasilkan pesimisme bahkan dari grup Ah Mo Gae yang setia sama pemimpinnya. Pengikut Ah Mo Gae cuma mau hidup nyaman, sementara Gil Dong mau merombak tatanan negara.
Jakarta, 15 Maret 2017 - Rati
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
October 2017
Categories |